Gagan Hangga Wijaya
Pohon
merupakan vegetasi utama penyusun hutan kota. Di dalam hutan kota terdapat
unsur vegetasi rumput, tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang, dan pohon. Unsur
lain dapat berupa liana, epifit, parasit, dan lain-lain. Pohon mendominasi
vegetasi di hutan kota karena fungsi utama hutan kota yaitu membentuk iklim
mikro di perkotaan. Pohon merupakan tumbuhan utama sebagai penyerap polutan dan
pembentuk iklim mikro tersebut. Tanpa adanya pohon, suatu kawasan hijau di
perkotaan tidak dapat disebut hutan kota melainkan dapat berperan sebagai ruang
terbuka hijau.
Laju pembangunan yang sangat pesat tak jarang menggunakan lahan pertanian maupun ruang terbuka hijau atau dalam istilah alih fungsi lahan yang tidak ramah lingkungan. Padahal tumbuhan dalam ekosistem berperan sebagai produsen pertama yang mengubah energi surya menjadi energi potensial untuk makhluk lainnya dan mengubah CO2 menjadi O2 dalam proses fotosintesis (Darmawan 2011). Pohon memiliki kemampuan menyerap gas karbondioksida dan mengubahnya menjadi oksigen dan energi. Proses tersebut dinamakan fotosintesis yang artinya suatu reaksi sintesis yang dibantu oleh cahaya matahari. Proses tersebut tidak membutuhkan bahan baku yang kompleks, hanya membutuhkan gas karbondioksida dan air. Hal tersebut tentunya menjadi aset penting bagi proses daur ulang dalam lingkungan. Kemampuan pohon untuk mendaur ulang gas polutan menjadi zat bermanfaat menjadi hal yang sangat penting bagi kelangsungan bumi. Pepohonan di perkotaan dapat melakukan kegiatan daur ulang tersebut yaitu dengan mengubah gas polutan di udara perkotaan menjadi karbon padat berupa kayu, daun atau buah. Dengan adanya kemampuan tersebut, sebenarnya permasalahan kota dapat diatasi dengan mudah hanya dengan membangun hutan kota.
Untuk
mengoptimalkan fungsi hutan kota maka dipilih jenis-jenis pohon yang memiliki
kemampuan lebih dibandingkan jenis pohon lain. Kemampuan tersebut dapat berupa
penyerapan karbondioksida maupun kemampuan dalam menyerap jenis gas polutan
lain yang tidak dapat diserap oleh kebanyakan pohon. Pemilihan jenis pohon juga
dapat dilakukan untuk membentuk estetika kota. Jenis pohon yang memiliki tajuk
yang indah dan memiliki nilai estetika dapat dimanfaatkan untuk membentuk
estetika kota.
Dalam memilih jenis tanaman untuk pembangunan hutan kota,
direkomendasikan dipilih jenis tanaman pohon hutan, serta disesuaikan dengan
bentuk dan tipe penghijauan kota. Secara umum, faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam memilih pohon untuk penghijauan kota antara lain :
a. Mempunyai
perakaran yang dalam, kuat, tidak mudah tumbang dan tidak mudah menggugurkan
ranting dan daun.
b. Mampu
tumbuh di tempat terbuka di berbagai jenis tanah
c. Pertumbuhannya
cepat dan tahan terhadap gangguan fisik
d. Tidak
memerlukan perawatan yang intensif
e. Berumur
panjang
f. Tahan
terhadap kekurangan air
g. Pohon-pohon
langka dan unggulan setempat
h.
Pohon-pohon
penghasil bunga/buah/biji yang bernilai ekonomis
i. Pohon-pohon
yang teduh, indah, penghasil buah yang disenangi burung, kupu-kupu dan
sebagainya
j. Pohon-pohon
yang mempunyai evapotranspirasi rendah untuk daerah yang bermasalah dengan
menipisnya air tanah dan intrusi air laut.
k. Pohon-pohon
yang dapat berfungsi mengurangi abrasi untuk daerah pantai.
Dalam kenyataannya sangat sulit uuntuk memilih jenis
pohon yang dapat memenuhi semua kriteria di atas, tetapi bila jenis tersebut
sudah memenuhi sebagian bbesar kriteria di atas dapat diprioritaskan untuk
dipilih.
Berikut ini adalah contoh jenis-jenis tanaman yang
digunakan dalam pembuatan tanaman penghijauan/hutan kota berdasarkan manfaatnya
(Permenhut 2004):
1. Penyerap partikel limbah antara lain :
a. Agathis alba (damar)
b. Swietenia macrophylla (mahoni daun lebar)
c. Podocarpus imbricatus (jamuju)
d. Myristica fragrans (pala)
e. Pithecelebium dulce (asam landi)
f. Cassia siamea (johar)
g. Polyalthea longifolia (glodogan)
h. Baringtonia asiatica (keben)
i. Mimusops elengi (tanjung)
2. Penyerap CO2 dan penghasil O2 antara lain :
a. Agathis alba (damar)
b. Bauhinea purpurea (kupu-kupu)
c. leucaena leucocepala (lamtoro gung)
d. Acacia auriculiiformis (akasia)
e. Ficus benjamina (beringin)
3. Penyerap/penapis bau antara lain :
a. Michelia campaka (cempaka)
b. Pandanus op (panndan)
c. Murraya paniculata (kemuning)
d. Mimusops elengi (tanjung)
4. Mengatasi penggenangan antara lain :
a. Artocarpus integra (nangka)
b. Paraserianthes falcataria (albizia/sengon)
c. Acasia vilosa
d. Indigofera galegoides
e. Dalbergia spp (sono)
f. Swietenia mahagoni (mahoni)
g. Tectona grandis (jati)
h. Samanea saman (kihujan/trembesi)
i. Leucaena glauca (lambro)
5. Pelestarian air tanah antara lain :
a. casuarina
equisetifolia (cemara laut)
b. Ficus elastica
(fikus)
c. Hevea
brasiliensis (karet)
d. Garcinia
mangostana (manggis)
e. Lagerstroemia
speciosa (bungur)
f. Fragraea
fragrans
h. Cocos nucifera
(kelapa)
6. Pengaman pantai dari abrasi antara lain :
a. Berbagai jenis Mangrove
b. Aviciena
c. Bruguiera
d. Nipah
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan. 28
Juli 2011. Perlunya Cadangan Hutan Kota di Bangka Barat. Bangkapos:
http://bangka.tribunnews.com/2011/07/28/perlunya-cadangan-hutan-kota-di-bangka-barat.
Peraturan Menteri Kehutanan. No.
03/MENHUT-V/2004. Tentang Pedoman Pembuatan Tanaman Penghijau Kota Gerakan
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
No comments:
Post a Comment