Menurut Samsoedin dan Subiandono (2007), hutan kota
mempunyai beberapa peranan penting di antaranya :
1. Identitas Kota
Hutan Kota dapat menggambarkan identitas kota melalui
koleksi jenis tanaman dan hewan yang merupakan simbol atau lambang suatu kota
di areal Hutan Kota tersebut.
2. Pelestarian Plasma Nutfah
Hutan Kota dapat dijadikan tempat koleksi keanekaragaman
hayati yang tersebar di seluruh wilayah tanah air kita. Kawasan Hutan Kota
dapat dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi, karena
pada areal tersebut dapat dilestarikan flora dan fauna secara ex-situ.
3. Habitat Burung
Hutan Kota dapat dikembangkan sebagai habitat burung.
Beberapa jenis burung sangat membutuhkan pohon sebagai tempat mencari makan
maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur. Beberapa jenis pohon yang disukai
oleh burung karena buah, nektar, bunga, ijuk, dan batangnya yang menarik di antaranya
kiara, caringin, loa (Ficus spp.), dadap (Erythrina variegata), aren (Arenga
pinnata), bambu (Bambusa spp.), dan lain-lain.
4. Pelestarian Air Tanah
Pada daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan
air, hendaknya ditanami dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi
yang rendah, dengan sistem perakaran dan serasah yang dapat memperbesar porositas
tanah. Jika terjadi hujan lebat, maka air hujan akan masuk ke dalam tanah
sebagai air infiltrasi dan air tanah serta hanya sedikit yang menjadi air limpasan.
Dengan demikian Hutan Kota dapat membantu mengatasi masalah pelestarian air
tanah. Jenis tanaman yang sesuai di antaranya cemara laut (Casuarina
equisetifolia), Ficus elastica, karet (Hevea brasiliensis), manggis (Garcinia
mangostana), bungur (Lagerstroemia speciosa), Fragraea fragrans, dan kelapa
(Cocos nucifera).
5. Mengatasi Penggenangan
Daerah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan
jenis tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi tinggi, yaitu tanaman
berdaun banyak sehingga luas permukaan daunnya tinggi dan mempunyai banyak stomata
(mulut daun). Tanaman yang memenuhi kriteria tersebut di antaranya nangka
(Artocarpus integra), albizia (Paraserianthes falcataria), Acacia vilosa, lndigera
galegoides, Dalbergia spp., mahoni (Swietenia spp.), jati (Tectona grandis),
kihujan (Samanea saman), dan lamtoro (Leucaena leucocephala).
6. Mengatasi lntrusi Air Laut
Intrusi air laut dapat diatasi dengan upaya peningkatan
kandungan air tanah melalui pembangunan hutan lindung kota pada daerah resapan
air dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah.
7. Mengamankan Pantai terhadap Abrasi
Hutan Kota berupa formasi hutan mangrove dapat meredam
gempuran ombak dan dapat membantu proses pengendapan lumpur di pantai.
8. Mengurangi Bahaya Hujan Asam
Menurut Smith (1985), pohon dapat membantu mengatasi
dampak negative hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebut
proses gutasi, yang menghasilkan beberapa unsur-unsur seperti Ca, Na, Mg, K, dan
bahan organik seperti glutamin dan gula (Smith, 1981). Menurut Henderson et at.
(1977) bahan inorganik diturunkan ke lantai hutan dari tajuk daun lebar maupun
daun jarum melalui proses through fall dengan urutan K > Ca > Mg > Na.
Hujan yang mengandung H2SO4 atau HNO3 jika tiba di permukaan daun akan
mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai basah, maka asam seperti H2SO4
akan bereaksi dengan Ca pada daun membentuk garam CaSO4 yang bersifat netral.
Adanya proses intersepsi dan gutasi oleh permukaan daun akan sangat membantu
dalam menaikkan pH, sehingga air hujan menjadi tidak berbahaya lagi bagi
lingkungan.
9. Penahan Angin
Angin kencang dapat dikurangi 75-80% oleh suatu penahan
angin berupa Hutan Kota (Panfilov dalam Robinette, 1983).
10. Peredam Kebisingan
Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi
gelombang suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling
efektif untuk meredam suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dengan daun yang rindang.
Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95% (Grey and Deneke, 1978).
Dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat
dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya dari kebisingan yang
sumbernya berasal dari bawah.
11. Penapis Cahaya Silau
Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya
tersebut bergantung pada ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih
berdasarkan ketinggian maupun kerimbunan tajuknya.
12. Ameliorasi Iklim
Salah satu masalah yang cukup merisaukan penduduk kota
adalah berkurangnya kenyamanan akibat meningkatnya suhu udara di perkotaan.
Untuk mengatasi hal itu, Hutan Kota dapat dibangun agar pada siang hari tidak
terlalu panas sebagai akibat banyaknya jalan aspal, gedung bertingkat, jembatan
layang, dan sebagainya; dan sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena
tajuk pohon dapat menahan radiasi balik dari bumi (Grey dan Deneke, 1978).
Jumlah pantulan radiasi matahari suatu Hutan Kota sangat dipengaruhi oleh
panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman, posisi jatuhnya sinar surya,
keadaan cuaca, dan posisi lintang (Robinette, 1983).
13. Penyerap Karbon-monoksida
Mikroorganisme dan tanah pada lantai hutan mempunyai
peranan yang baik dalam menyerap gas ini. Inman et al. dalam Smith (1981)
mengemukakan, tanah dengan mikroorganismenya dapat menyerap gas ini dari udara
yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm menjadi hampir mendekati nol dalam
tiga jam.
14. Penyerap Karbondioksida dan Penghasil
Oksigen
Hutan (termasuk di dalamnya Hutan Kota) merupakan
penyerap gas CO2 dan penghasil 02 yang cukup penting, selain fitoplankton,
ganggang, dan rumput laut di samudera. Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh
tumbuhan di areal Hutan Kota melalui proses fotosintesis untuk merubah gas CO2
dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Tanaman yang baik sebagai penyerap gas
CO2 dan penghasil O2 adalah damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia
purpurea), lamtorogung (Leucaena leococephala), akasia (Acasia auriculiformis),
dan beringin (Ficus benjamina) (Widyastarna, 1991).
15. Penahan dan Penyaring Partikel Padat
dari Udara
Tajuk pohon yang ada di areal Hutan Kota dapat
membersihkan partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi melalui
proses jerapan dan serapan, sehingga udara kota menjadi lebih bersih. Partikel
padat yang melayang-layang di permukaan bumi sebagian akan terjerap (menempel) pada
permukaan daun, khususnya daun yang berbulu dan mempunyai permukaan yang kasar,
seperti daun bunga matahari, waru, Ficus sp., dan kersen. Sebagian lagi akan
terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Selain di daun, maka partikel padat
ini juga akan menempel pada kulit batang, ranting, dan cabang.
16. Penyerap dan Penjerap Partikel Timbal
dan Debu Industri
Hutan Kota dengan jenis-jenis tanaman yang sesuai
mempunyai kemampuan untuk menyerap dan menjerap partikel timbal dan debu
industri seperti semen. Sumber utama timbal yang mencemari udara berasal dari
kendaraan bermotor. Jenis-jenis tanaman yang mempunyai kemampuan yang sedang hingga
tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara adalah damar (Agathis
alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus), pala
(Myristica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce), dan johar (Cassia
siamea). Sedangkan tanaman yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap
pencemaran debu semen dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjerap (adsorbsi)
dan menyerap (absorbsi) debu semen adalah mahoni, bisbul, kenari, meranti
merah, kere paying, dan kayu hitam.
17. Penyerap dan Penapis Bau
Tanaman dapat menyerap bau secara langsung atau menahan
angin yang bergerak dari sumber bau (Grey dan Deneke, 1978). Akan lebih baik
hasilnya jika ditanam tanaman yang menghasilkan bau harum yang dapat
menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan bau harum, seperti cempaka, dan tanjung.
18. Produksi Terbatas
Hutan Kota dapat ditanami dengan jenis-jenis tanaman yang
dapat dimanfaatkan buah, bunga, daun, dan kayunya untuk memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan penghasilan masyarakat secara terbatas.
19. Pengelolaan Sampah
Hutan Kota dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan sampah,
antara lain sebagai penyekat bau, penyerap bau, pelindung tanah hasil bentukan dekomposisi
dari sampah, dan penyerap zat berbahaya yang mungkin terdapat dalam sampah
seperti logam berat, pestisida, dan lain-lain.
20. Meningkatkan Keindahan
Tanaman dengan bentuk, warna, dan tekstur tertentu dapat
dipadu dengan benda-benda buatan seperti gedung, jalan, dan sebagainya untuk mendapatkan
komposisi yang baik sehingga menghasilkan keindahan.
21. Merupakan Daya Tarik Wisatawan
Domestik Maupun Mancanegara
Hutan Kota yang di dalamnya ditanami dengan pohon yang
langka dan unik (misalnya bunga bangkai) akan menjadi daya tarik bagi
wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
22. Sarana Hobi dan Pengisi Waktu Luang
Monotonitas, rutinitas, dan kejenuhan kehidupan di kota
besar perlu diimbangi dengan kegiatan yang bersifat rekreatif. Hutan Kota dapat
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
23. Mengurangi Stress
Hutan Kota dapat membantu mengurangi stress yang diderita
masyarakat kota akibat kerasnya kehidupan kota melalui kesejukan dan keindahan
alam yang diciptakan selain adanya kicau burung dan hal-hal menarik lainnya
dari Hutan Kota.
DAFTAR PUSTAKA
Samsoedin I dan Subiandono
E. 2007. Pembangunan dan Pengelolaan Hutan Kota. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil
Penelitian.
Grey, G.W. dan
F.I. Deneke. 1978. Urban Forestry. John Wiley and Sons.
Smith, W.H. 1981.
Air Pollution and Forest : Interaction between Air Contaminants and Forest
Ecosystems. Springer-Verlag, New York. 379 p.
Smith, W.H. 1985.
Forest and Air Quality. J. Forestry. February, 1985 : 84-92.
Widyastama, R.
1991. Jenis Tanaman Berpotensi untuk Penghijauan Kota. Kompas 11 Juli 1991.
Robinette, J.
1983. Landscape Planning for Energy Conservation. Van Nostrand Reinhold Co.,
New York. 224 p.
No comments:
Post a Comment