Gagan Wijaya
Tipe
hutan kota ditentukan berdasarkan pada obyek yang dilindungi, hasil yang ingin
dicapai dari obyek tersebut atau lokasi yang dibuat untuk tujuan tertentu
(Fakultas Kehutanan IPB, 1987). Menurut Permenhut No P.71/Menhut-II/2009, penentuan
tipe hutan kota sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Perkotaan.
Penentuan
tipe dan bentuk hutan kota disusun dengan mempertimbangkan kondisi biofisik
kawasan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, kondisi sarana dan prasarana,
kepentingan serta kebutuhan pengembangan wilayah secara umum pada masa yang
akan datang. Dalam penelitian Hermawan dkk. (2008) tahapan studi/penelitian untuk menentukan bentuk dan tipe hutan
kota di suatu wilayah meliputi:
1. Pengumpulan Data
Pada tahap ini kegiatan yang
dilakukan adalah pengumpulan data baik melalui survey primer maupun sekunder.
Kegiatan survey primer yang dilakukan lebih cenderung ke arah observasi
lapangan dan pengamatan visual untuk memperoleh data mengenai kondisi biofisik
kawasan, pola penggunaan lahan, kondisi dan karakteristik sarana dan prasarana
pendukung wilayah yang ada. Untuk mengetahui kondisi sosial, budaya, dan
ekonomi terutama mengenai persepsi, motivasi dan preferensi masyarakat tentang
pengembangan Kawasan Hutan Kota dilakukan wawancara dengan key person.
Data sekunder yang diperlukan
dalam studi antara lain: 1) peraturan perundang-undangan terkait dengan dasar
hukum yang melandasi pembangunan Kabupaten dan peraturan mengenai pengelolaan
lingkungan serta hutan kota; 2) Master Plan ataupun segala dokumen perencanaan
wilayah (RTRW, RUTRK dan Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Kabupaten); 3)
Data Umum Lingkungan Hidup Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Indragiri Hulu
dalam Angka.
2. Analisis Data
a. Aspek Kajian
Secara garis besar, tahap
analisis dilakukan dengan memperhatikan beberapa karakteristik spesifik kawasan.
Analisis dilakukan terhadap aspek :
- Kebijakan, mencakup review atas dokumen rencana dan pedoman legal perencanaan ruang Kota dan perencanaan yang relevan dengan pengembangan Hutan Kota.
- Biofisik, mencakup kondisi fisik-kimia kawasan meliputi faktor edafis dan klimatis; biotik, meliputi jenis dan sebaran; potensi view (keindahan); pola penggunaan lahan; keberadaan sarana dan prasarana.
- Sosial Ekonomi Budaya, mencakup karakteristik masyarakat, motivasi, persepsi dan preferensi masyarakat untuk mendukung pengembangan Kawasan Hutan Kota.
- Kelembagaan, mencakup pengelolaan kawasan saat ini, sehingga dapat ditentukan kelembagaan pengelolaan untuk masa mendatang.
b. Metode Analisis
Analisis dilakukan secara deskriptif
kualitatif meliputi:
- Kondisi Fisik Lingkungan: untuk memperoleh informasi mengenai daya dukung lingkungan fisik serta potensi dan kendala pengembangan kawasan.
- Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendukung: untuk mengetahui pola pelayanan secara spasial dari sarana dan prasarana yang ada saat ini.
- Kondisi Biotik: untuk mengetahui jenis dan kondisi vegetasi dan satwaliar yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu daya tarik kawasan.
- Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat: untuk melihat sampai sejauh mana pemanfaatan Kawasan oleh masyarakat serta untuk mengetahui harapan masyarakat terhadap pembangunan hutan kota.
- Pola Penggunaan Lahan: untuk melihat kecenderungan penggunaan lahan di kawasan Hutan Kota. Hal ini dilakukan berkaitan dengan adanya keterbatasan ruang bagi kegiatan-kegiatan yang relevan dengan pengembangan hutan kota dan kebutuhan ruang bagi fasilitas lainnya pada masa yang akan datang.
3. Sintesis dan Perumusan Tipe dan Bentuk Hutan Kota
Berdasarkan analisis potensi,
permasalahan lingkungan dan kebutuhan masyarakat di masa mendatang maka
ditentukan tipe hutan yang akan dikembangkan. Bentuk hutan kota yang akan
dikembangkan didasarkan pada bentuk lahan yang ada.
Skema tahapan kajian bentuk dan
tipe hutan kota dapat dilihat dalam gambar 1.
Sumber:
Hermawan R, Kosmaryandi N, Ontarjo J. 2008.
Gambar 1 Tahapan kajian tipe
dan bentuk hutan kota
Hasil dan Pembahasan dalam
penelitian tersebut (Hermawan dkk. 2008) dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1 Pembahasan data kajian bentuk dan tipe hutan kota
Hasil dan Kondisi
Umum Lokasi
|
Analisis Data
|
Sintesis
|
Letak dan luas, aksesibilitas, penggunaan lahan, topografi, iklim, kondisi
biotik
|
Analisis Biofisik Kawasan
|
Penentuan bentuk dan tipe hutan kota
|
Situs bersejarah, aksesibilitas, penggunaan lahan, kebutuhan masyarakat
|
Aspek Sosial Ekonomi Budaya
|
|
Aksesibilitas, penggunaan lahan, kebutuhan masyarakat
|
Aspek Wisata
|
|
Pengelolaan kawasan saat ini
|
Aspek Kelembagaan
|
PUSTAKA ACUAN
Fakultas Kehutanan IPB. 1987. Konsepsi pengembangan hutan kota. Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor.
Hermawan R, Kosmaryandi N, Ontarjo J. 2008. Kajian Tipe dan Bentuk Hutan
Kota Kawasan Danau Raja Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau (Study
on Type and Shape of Urban Forest in Danau Raja Area, Rengat City, Indragiri
Hulu Regency, Riau Province). Media
Konservasi 13(2): 71 – 78.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.71/Menhut-Ii/2009
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Hutan Kota
No comments:
Post a Comment